By Abdul Rohim April 04/04/
2016
Pendidikan merupakan salah satu hal
terpenting untuk kemajuan sebuah bangsa maupun agama. Karenanya semua
orang berhak mendapatkan pendidikan di bangku sekolah, begitupun juga
kaum marginal seperti anak jalanan dan pemulung. Namun faktanya tidak
semua dapat mengenyam pendidikan, dari hasil penelitian yang dilakukan
Kementerian Pemberdayaan Perempuan di 12 kota besar menunjukan bahwa
jumlah anak jalanan tahun 2003 sebanyak 147.000 orang. Dari data
tersebut terungkap, sebanyak 60% putus sekolah, 40% masih sekolah.
Melihat fenomena dan data diatas tersebut sehingga kami berinisiatif menggerakan para anak muda
dari berbagai profesi untuk bersama membangun sebuah komunitas Rumah Belajar eRBe yang didirikan pada 2009 agustus, yaitu merupakan sebuah
wadah bagi para pemuda yang peduli pada kaum marjinal, anggota dari komunitas
ini akan menjadi relawan secara cuma - cuma dan sepenuh hati untuk
mengajar anak jalanan dan pemulung sebagai binaan mereka. Menurut Rian Hamzah dari Komunitas yang sama eRBe yang kemudian disingkat menjadi (education Relegion Bee entertaiment) menggungkapkan bahwa didirikan nya
komunitas ini sebagai rasa prihatin dan rasa peduli khususnya kepada anak jalanan yang tidak
mengenal baca dan tulis.
"Karena banyaknya anak anak jalanan di lapak pemulung sekitaran wilayah kampung RAWADAS kelurahan Pd kopi kec.duren sawit banyak yang putus sekolah dan jauh dari dunia pendidikan, oleh karena
itu kami pemuda indonesia ingin menciptakan generasi yg lebih baik dari
kami dengan membina anak-anak jalanan." tutur diskusi kami dengan rekan sesama Volunteer,
Adapun kegiatan dari Rumah Belajar eRBe sendiri lebih terfokus mengajar, memotivasi & menginspirasi.
"Kegiatan yg di usung oleh gerakan relawan peduli pendidikan bagi kaum marginal/Anjal, mengajar anak putus sekolah akan di ikut sertakan sekolah paket, kelas motivasi dari kalangan
pekerja misal dokter, guru, polisi, artis, pilot, dll. kita
mendatangkan langsung relawan yang berprofesi seperti di atas untuk
memotivasi cita-cita dari adik - adik binaan Rumah Belajar eRBe, itu kami
lakukan di perkampungan pemulung sekitaran kp rawadas , taman banjir kanal timur/ BKT, Jakarta timur. Dimana Kami mengajar pada sore hari jam
15.00-16.00 wib di hari Senin, Rabu, Jumat, Sabtu dan Minggu.”
Banyak suka dan duka yang telah dijalani para kaka asuh /( relawan ) dalam mengemban misi sosialnya."ketika bicara tentang pengalaman suka duka luar biasa. kalau suka
dengan mengajar anak anak marginal, kami tidak hanya mentransfer ilmu,
namun banyak ilmu yang kami dapatkan dengan kami berkecimpung langsung
ditengah mereka, yang paling berharga adalah ilmu syukur dan ikhlas
karna melihat adik-adik yang berkekurangan mereka tetap bahagia
menghadapi hidup. Duka yang kami rasakan adalah betapa mirisnya melihat
bagian kecil kota jakarta masih banyak penduduk marginal yang
membutuhkan perhatian khusus dari pemerintah namun keberadaan mereka
masih terpinggirkan atau sama sekali tidak dilihat., untuk anak yang
kami bina mungkin kesulitannya terkadang mereka sulit diatur." Curhat saya " perihal suka dan dukanya mengajar kaum marjinal.
harapan akan terbentang luas untuk membantu anak jalanan dan pemulung"Doakan kami ya sahabat handai taulan semoga senantiasa selalu istiqomah dan terus mampu mencetak generasi yang berkualitas dan mandiri"
tutup saya.,.,.,
Oh ya! Komunitas Rumah Belajar eRBe sangat terbuka loh bagi siapapun yang ingin
menjadi relawan, Untuk mendaftar bisa via email:rumahbelajarerbe@gmail.com volunteer lewat facebook : Rumah Belajar eRBe , Instagram : Rumah Belajar eRBe Blog:rumahbelajarerbe.blogspot.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar